Saturday, 10 December 2016

Home Industry Tempe Tahu Sunarto


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Thomas W. Zimmer (1996)Entreprenership is the result of disiplined, systematic proces of applying creativity and innovations to needs and opportunities in the marketplace “, kewirausahaan merupakan hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Berawal dari seorang buruh, tujuan buruh dan wirausahawan hampir sama. Mereka sama-sama melakukan usaha-usaha dan meramu sumber daya demi kepentingan hidupnya. Usaha tersebut bisa berupa berdagang, memasarkan produk orang lain atau menciptakan usaha sendiri. Contoh usaha yang sering kita temui yaitu home industry.
Istilah home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Dilihat dari perangkat manajemennya, bahwa dalam usaha kecil kontrol atau pengawasannya biasanya informal. Deskripsi pekerjaan dan aturan-aturan tidak tertulis. Pemilik masih mudah mengontrolnya. 
Usaha kecil yang penulis teliti adalah usaha tempe dan tahu yang berada di pasar tradisional Jrakah, Semarang. Usaha tersebut sesuai kriteria usaha kecil, yaitu modalnya relatif kecil, lokasi kerja dan pemasaran bersifat lokal serta jumlah karyawannya sedikit. Usaha kecil milik Sunarto itu pernah mengalami masa pasang surutnya modal ketika pertama kali usaha tempe dan tahunya dimulai.
Sunarto mempunyai inovasi serta keberanian dalam mengambil resiko. Oleh karena itu, setiap aspek yang dilakukannya menimbulkan peluang. Peluang muncul dari masalah, ia menghadapi berbagai macam masalah karena ia tahu bahwa setiap masalah pasti ada penyelesaian. Sebab semua masalah memerlukan solusi, alternatif pemecahan dan jalan keluar dapat memberikan nilai ekonomis bagi yang mampu menawarkannya sesuai kebutuhan yang ada.




B.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Untuk mendapatkan wawasan baru,
2.      Untuk mengetahui usaha home industry,
3.      Untuk mengetahui profil usaha Sunarto,
4.      Untuk menelusuri sejarah berdirinya usaha Sunarto
5.      Untuk dapat menjelajahi perkembangan usaha tempe dan tahu.
6.      Untuk mencari tahu kiat-kiat menjadi wirausaha yang baik.

C.     Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1.      Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama meneliti dengan membuat laporan penelitian secara sistematis.
2.      Meambah keyakinan dalam pemecahan suatu masalah. Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan akan sangat membantu dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang nantinya akan diambil dalam menyelesaikan penelitian tersebut.














BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA
A.    Observasi
Observasi adalah usaha memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan acara akurat serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.[1]

B.     Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[2] Teknik ini digunaka untuk memperoleh informasi-informasi dari sumber-sumber data yaitu mengenai produksi tempe dan tahu milik Sunarto.

C.     Dokumentasi
Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Lexy J. Moeleng yaitu metode penelitian kualitatif mendefinisikan bahwa dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.[3] Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari profil dan buku-buku yang berada di perpustakaan UIN Walisongo Semarang.

D.    Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-molahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.[4]
Proses analisis data dimulai dengan menelusuri seluruh data yang tersedia dari berbagai suber, yaitu pengamatn yang sudah ditulis dalam catatan wawancara.

E.     Kegiatan yang dilakukan (jadwal kegiatan)
Penelitian ini penulis laksanakan pada :
Hari                 : Jumat dan Minggu
Tanggal           : 11/13 November 2016
Tempat            : Pasar Jrakah dan rumah Sunarto

















BAB III
HASIL PENELITIAN
A.    Profil Usaha Tempe
Pada umumnya, tempe merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasikan. Masyarakat Indonesia mengenalnya sejak lama dan menjadikan makanan ini menjadi makanan pokok dengan beragam cara mengolah seperti di goreng, oseng, sayur dan sebagainya. Tempe sangat mudah dibeli karena harganya relatif murah. Salah satu tempat pembuatan tempe yaitu pada home industry. Profil home industry yang penulis teliti sebagai berikut:

Nama Usaha
:
Tempe Tahu Sunarto
No. Telpon
:
081225529395
Email
:
-
Jenis Usaha
:
Perdagangan
Bentuk Usaha
:
Home Industry
Nama Pemilik
:
Sunarto
Jml Karyawan
2

Catatan :
1.      Kelebihan (Kekuatan) :
a.       Tempat penjualan strategis.
b.      Tempe dan tahu memiliki rasa enak.
c.       Mempunyai pelanggan tetap.
2.      Kekurangan (Kelemahan)
a.       Laba tempe tidak bisa dipastikan seperti laba tahu.
b.      Bergantung pada cuaca
B.     Sarana dan Prasrana
Sarana yang tersedia di tempat produksi adalah adanya air bersih untuk melakukan produksi dan adanya listrik yang memadai.Selain itu, prasarana yang terdapat pada usaha ini dalam keadaan baik, antara lain:
1.      Ember atau Tong
Ember berfungsi sebagai wadah untuk mencuci kacang kedelai yang akan direbus, sebagai tempat kedelai yang sudah masak, dan tempat kedelai yang sudah digiling.
2.      Tungku
Tungku adalah alat yang digunakan untuk merebus kacang kedela. Biasanya menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Namun jika ingin menyingkat waktu, Sunarto menggunakan bahan bakar gas.
3.      Mesin Penggiling
Mesin ini digunakan dalam proses penggilingan kedelai yang sudah di rebus, mesin ini dilengkapi dengan diesel untuk dapat beroperasi.
C.     Sejarah Berdirinya Usaha Tempe
Lokasi home indusry terletak di daerah Krobokan, Semarang Barat. Home industry yang berdiri sejak tahun 1981 ini didirikan oleh Sunarto. Sebelum menjadi seorang pengusaha, ia adalah seorang buruh yang membantu bosnya membuat tempe. Ia menjadi buruh usaha tempe pada tahun 1973. Adanya fasilitas seperti tempat tinggal gratis membuat Sunarto menekuni pekerjaannya sebagai pengusaha tempe. Selama bekerja, ia tidak mengharapkan upah sebab prinsipnya yang terpenting adalah bisa belajar. Saat itu karyawan wajib menyetorkan penghasilan perhari kepada atasannya. Setelah bisa menghasilkan setoran 10kg dalam sehari akhirnya ia memutuskan untuk memproduksi tempe sendiri.
Pada awal usahanya ia hanya memproduksi beberapa kilogram kacang kedelai. Selama 2 tahun mendirikan usaha ini, Sunarto dapat mengolah kacang kedelai hingga1,5 kuintal. Begitu pula dengan tahu, ia membeli tahu dari pabrik kemudian ia jual kembali kepada konsumen. Mulanya ia hanya dapat menjual 1 tong tahu , sekranag ia dapat menjual sampai 10 tong tahu dalam waktu satu hari.
Leon Wars mengatakan bahwa ada empat faktor produksi, yaitu tenaga kerja, pemilik lahan, kapitalis dan entrepreneur. Untuk entrepreneur dan kapitalis, mereka memiliki peran yang berbeda.  Koordinasi dan penegaasan tidak termasuk ke dalam tugas seorang entrepreneur karena tugas tugas tersebut telah dilimpahkann kepada manajer.[5] Dalam home industry ini, Sunarto berpera sebagai menejer.
Sunarto mengatakan, perjuangan menjajakan tempe sangat berat, butuh bertahun-tahun untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri. Bermula dari seorang buruh menjadi wirausahawan, ia menghabiskan waktu selama 8 tahun. Seseorang dikatakan berhasil jika usaha yang ia dirikan berjarak antara 5-10 tahun, dan dikatakan gagal jika lebih dari 10 tahun.
Menurut Sunarto, kunci dari keberhasilan adalah sabar, tlaten, ulet. Hal inilah yang membuat usahanya semakin berkembang. Modalnya bertambah sehingga produksipun ikut meningkat. Ia tidak pernah putus asa dalam menjalani bisnis ini. Sebab segala sesuatu memiliki tujuan yang harus dicapai.


D.    Deskripsi Usaha Tempe dan Tahu
Produk tempe dan tahu merupakan usaha Sunarto sejak tahun 1981 sampai sekarang. Ia menggunakan bahan dasar kedelai seperti pada umumnya. Kacang kedelai yang diolah adalah kacang kedelai pilihan. Sunarto memilih kedelai yang bagus dan berkualitas tinggi, karena kacang tersebut berpengaruh pada hasil tempe.
Ciri-ciri kedelai yang berkualitas yaitu berwarna kuning merata agak kecoklatan, bentunya bulat, kering, padat dan cukup tua. Disamping itu bahan baku lainnya juga harus memenuhi syarat seperti ragi berkualitas, sarana dan prasarana yang bersih dan air yang tidak mengandung kaporit. Air yang digunakan sebaiknya air bersih dari sumbernya agar fermentasi berhasil dengan baik.
Cara singkat pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
Proses Pembuatan
Gambar

1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Memilih kedelai, untuk mendapatkan terbaik kedelai yang digunakan adalah pilihan.
3.      Membersihkan atau mencuci kedelai dengan air bersih.


4.      Merebus kedelai yang telah dicuci kedalam iar selama 1 jam untuk 15-20 kg kedelai.



5.      Mengangkat dan mendinginkan kedelai.



6.      Menggiling kedelai yang telah didinginkan.
7.      Menambahkan 1 sendok makan asam laknat (ragi), mendiamkan selama 12 jam untuk mendapatkan hasil yang terbaik.



8.      Menimbang dan membungkus kedelai.





E.     Pemasaran Usaha Tempe dan Tahu
Dalam memasarkan produk tempe dan tahu, Sunarto menjualnya di pasar tradisional tepatnya pasar Jrakah Ngaliyan, Semarang. Murah atau mahalnya harga tahu, dijual berdasarkan harga dari pabrik. Harga pertong dipatok mahal jika potongan tahu berukuran besar dan sebaliknya. Satu bungkus tahu berukuran besar dihargai Rp 5.000. Berbeda dengan tempe, jika harga kedelai mengalami kenaikan, ukuran tempe diperkecil dari ukuran biasanya. Sunarto menghargai tempe tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal, ia mengambil nilai tengah dari pedagang lainnya yaitu Rp 2.500 s/d Rp 5.000. Sunarto lebih mementingkan kualitas dan barang yang berkualitas bagus sampai ke tangan pembeli.
Salah satu aspek untuk mencapai keunggulan bersaing adalah melakukan analisis terhadap posisi produk atau jasa[6], dilihat dari naik turunnya produk di pasaran. Dengan mengetahui lebih pasti megenai proses perkembangan produk, maka akan lebih mudah menentukan strategi untuk kedepannya.
F.      Perkembangan
Usaha tempe dan tahu yang dijalankan Sunarto mengalami perkembangan dengan beberapa tahap. Modal awal yang ia dapat saat itu cukup rendah. Dirinya sangat gigih dalam mencapai kesuksesan sehingga dengan modal itu ia tidak pernah berputus asa. Kali pertama ia menjalani usaha yaitu didampingi oleh istri tercinta. Selama menempuh jerih payah usaha ini, kemudian Sunarto mampu mengajak 2 orang untuk dijadikannya sebagai karyawan.
Sebelum sukses, ia hanya menempati sebuah rumah kontrakan. Namun pada tahun 1983, ia dapat membangun rumah di daerah Semarang Barat beserta mencicil isi dari rumah tersebut. Dan sampai sekarang rumah tersebut dijadikan tempat produksi tempe dan tahu. Tak hanya itu, ia juga dapat membeli kendaraan beroda empat.

G.    Manajemen
1.      Manajemen Operasional. Di dalam usaha tempe dan tahu hanya terdapat pemegang usaha yaitu Sunarto selaku pendiri usaha dan dua dari keempat anaknya yang memroduksi tempe dan tahu.
2.      Manajemen Kepegawaian. Dalam manajemen ini, pegawai harus mengolah kedelai dari awal hingga menjadi tempe. Proses pembuatan tempe wajib mereka kerjakan. Mereka bekerja setiap hari yakni mulai pukul 08.00 s/d 15.00 WIB, waktu tidak menentu, kapanpun bisa berubah.
3.      Manajemen Keuangan. Pemasukan atau pengeluaran dalam usaha ini, dipegang dan dikelola sendiri oleh pemilik.
4.      Manajemen Pemasaran. Tempe dan tahu yang diproduksi oleh Sunarto dipasarkan di Jrakah Ngaliyan Semarang, tepatnya di kios tempe lantai II. Dagangannya diletakkan pada meja yang sudah tersedia di kios tersebut. Ia mulai memasarkannya dari subuh hingga pukul 10.00 WIB.










BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Tempe merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasikan. Sunarto mendirikan home industry sejak tahun 1981. Dalam memasarkan produk tempe dan tahu, Sunarto menjualnya di pasar Jrakah Ngaliyan, Semarang. Untuk menjajakan tempe, sangat dibutuhkan perjuangan. Memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri.
B.     Saran
Ketika berwirausaha, janganlah menjadi orang yang berputus asa. Sebab, usaha tidak akan membohongi hasil. Apalagi jika mengalami kegagalan, dibutuhkan kekuatan agar bisa berdiri lagi seperti sedia kala. Jadikanlah kegagalan tersebut menjadi sebuah pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2011, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Katalog Dalam Terbitan.
Moelang, Lexy J, 1993, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rodakarya.
Husaini, Usman, 2010, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Leonardus Saiman, Kewirausahaan, Jakarta : Salemba Empat.





[1] Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Katalog Dalam Terbitan, 2011). Hlm 3
[2] Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rodakarya, 1993). hlm 186
[3] Ibid, Moeleng, hlm 248
[4] Usman, Husaini, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010). Hlm 73
[5] David S. Kodrat, Entrepreneurship, (Jakarta : Erlangga) hlm 26
[6] Leonardus Saiman, Kewirausahaan, (Jakarta : Salemba Empat), hlm 125

0 comments:

Post a Comment